Selasa, 25 November 2008

Mabuk Dunia Maya, sampai Lupa Etika


KOMPAS/YUNIADHI AGUNG / Kompas Images
Lebih dari seribu blogger berkumpul di acara Pesta Blogger 2008 di Jakarta, Sabtu (22/11).
Minggu, 23 November 2008 | 03:00 WIB

Oleh Ninuk Mardiana Pambudy & Budi Suwarna

Munculnya ”blog” berisi kartun berbahasa Indonesia yang menggambarkan fisik Nabi Muhammad SAW kembali bikin heboh. Wordpress, situs tempat ”blog” itu berada, menutup akses ke ”blog” tersebut pada Rabu (19/11) malam begitu siangnya ada permintaan dari Pemerintah Indonesia.

Sepekan sebelumnya, pemasar PT Bahana Securities terpaksa berurusan dengan pihak berwajib gara-gara mengirim surat elektronik kepada kliennya soal lima bank yang dilanda kesulitan likuiditas tanpa memverifikasi informasi itu. Juga masih menempel di ingatan heboh film Fitna yang dimasukkan dalam situs YouTube.

Daftar masalah yang muncul di dunia maya bisa amat panjang, tetapi manfaatnya, untungnya, jauh lebih besar. Dunia maya berkembang amat cepat ke arah yang tidak terbayangkan sebelumnya. Siapa saja bisa bergabung di sana dan apa saja dapat disampaikan di sana. Hasilnya, banyak kemungkinan terjadi.

”Saat ini masyarakat dalam euforia merasakan kebebasan mengeluarkan pendapat apa saja di dunia maya sampai-sampai lupa ada etika di sana,” Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia Sylvia Sumarlin.

Euforia itu muncul, antara lain, dalam bentuk penyelenggaraan Pesta Blogger 2008, Sabtu kemarin, di Kantor Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Jakarta. Ini acara tahunan kedua para blogger yang diikuti sekitar 1.500 orang. Jumlah itu pun, menurut ketua panitia, Wicaksono, terpaksa dibatasi karena tempat. Sebelum di Jakarta, acara sejenis sudah diadakan di Bali dan Yogya dengan mengundang lima blogger asing, salah satunya Jeff Ooi, blogger asal Malaysia yang punya blog politik.

Sehari sebelumnya, Komunitas Blogger BHI (Bundaran Hotel Indonesia) mengadakan Muktamar Blogger II. Seperti namanya, acara itu diadakan di tepi Bundaran HI, di trotoar di depan Plaza Indonesia. Mereka rutin kumpul di sana tiap Jumat malam sepulang kerja.

”Acara kemarin malam penutupan kampanye Gerakan Seribu Buku. Lumayan, dapat 1.500 buku yang kami kirim ke sekolah di Yogya, Cilacap, dan Jakarta,” kata Saiful (31), asal Cilacap, pendiri BHI bersama Bachtiar.

”Blog”

Blog kini menjadi salah satu cara berkomunikasi di dunia maya yang lumayan populer di Tanah Air. Wicaksono, pemilik blog ndorokakung.com, memperkirakan ada tak kurang dari 500.000 blog yang dibuat orang Indonesia dan membentuk 34 komunitas.

”Jumlah pembuat sulit diketahui karena satu orang bisa punya lebih dari satu blog,” kata Wicaksono yang bekerja sebagai Redaktur Koran Tempo.

Berawal dari kata web log, blog awalnya adalah catatan harian yang ditempelkan (posting) ke sebuah situs yang dapat diakses siapa saja. Blog menjadi semakin populer ketika kemudian tersedia situs yang menyediakan diri sebagai rumah gratis bagi blog, seperti Blogspot dan Wordpress.

Apabila di dunia internasional blog mulai dikenal tahun 1998, di Indonesia, kata Wicaksono, peminatnya mulai muncul tahun 2004 dan meningkat tajam pada tahun 2007.

”Uniknya, di Indonesia paling-paling hanya 5 persen yang bicara politik. Mengherankan juga karena sekarang ruang untuk berpendapat jauh lebih bebas,” kata Wicaksono. Lainnya berisi mulai dari kuliner, wisata, atau perjalanan, jual-beli, hingga prosa dan puisi. Beberapa blog begitu populernya sehingga dapat membangkitkan nilai ekonomi.

Blog naked-traveler.blogspot.com milik Trinity yang berisi catatan perjalanan, misalnya, menghasilkan buku The Naked Traveler yang dua kali naik cetak dengan jumlah 30.000 buku. Blog kambingjantan.com milik Raditya Dika, yang sekarang sudah dia tutup, menghasilkan buku dan film.

Sebagai media yang dianggap lebih demokratis dan lebih jujur dari media tradisional dengan pendekatan jurnalistik, seperti media cetak, televisi, atau radio, blog memuat apa saja. Laporan dari tempat kejadian yang disajikan tanpa terikat kaidah jurnalistik yang menuntut antara lain verifikasi informasi, melaporkan secara seimbang, atau persyaratan tak memuat unsur yang menimbulkan ketegangan antaragama, suku, ras, dan antargolongan (SARA) bisa memberi perspektif berbeda terhadap suatu peristiwa.

Melihat keleluasaan blog yang tidak dibatasi jumlah halaman atau waktu penyiaran, blog belakangan juga digunakan media jurnalistik sebagai sarana wartawannya melaporkan hal-hal yang tidak dapat dituliskan di media utama. Majalah The Economist, misalnya, yang memuat informasi ekonomi-politik, blog para wartawannya memuat pengalaman yang lebih pribadi dan menyentuh kehidupan sehari-hari masyarakat di tempat mereka meliput.

Namun, kebebasan itu dapat disalahgunakan pembuat blog dengan memunggah informasi bohong (hoax). Informasi Sarah Palin tidak tahu Afrika adalah benua dan disiarkan stasiun televisi MNSBC setelah Pemilu AS usai ternyata hoax dari blog Martin Eisenstadt. Menurut The New York Times yang dikutip International Herald Tribune (14/11), blog tersebut benar-benar ada, tetapi Eisenstadt tidak nyata, bahkan hanya permainan.

Atau memuat isi yang bikin banyak orang tersinggung, seperti kartun Nabi Muhammad SAW. ”Kita punya Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik yang disahkan Maret 2008. Yang dilarang adalah pelanggaran kesusilaan, perjudian, penghinaan atau pencemaran nama baik, pemerasan atau pengancaman, berita bohong dan menyesatkan, serta yang SARA,” kata Sylvia Sumarlin. Transaksi elektronik maksudnya semua data yang mengalir melalui jaringan komputer dan media elektronik lain.

Jadi hansip

Meskipun begitu, banyak kemungkinan informasi bohong dapat muncul di dunia maya. Karena tidak menimbulkan kehebohan atau tak ada yang mengadukan kebohongan itu, tidak ada penindakan dari aparat hukum.

”Ada dua pandangan mengenai ini. Yang pertama, para blogger adalah penanggung jawab informasi di blog-nya. Yang kedua, pengunjung situslah yang harus dapat menyensor informasi yang dia terima,” kata Wicaksono. Alasannya, sudah disepakati umum informasi di dunia maya adalah informasi yang tidak diedit, tidak disensor, dan tidak disaring.

Yusro M Santoso, salah satu pendiri InMark Communication yang menyediakan tempat gratis untuk blog, dagdigdug.com, tidak terlalu khawatir dengan blog nakal.

”Teman-teman blogger jadi hansip. Mereka akan berbagi informasi kalau ada info tidak benar sehingga blog itu kehilangan kredibilitas. Kalau ada blog porno, pasti langsung kami tangkal,” kata Yusro yang pernah jadi wartawan.

”Ranah maya sebenarnya sama seperti dunia nyata, ada etika. Tetapi, saya lebih cenderung pengunjung blog yang menyaring informasi. Kalau blogger belum-belum sudah dibatasi, tidak asyik; menyimpang dari sifat demokratis blog,” kilah Iqbal pemilik Warung Wedang Wi-fi di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, dengan blog wetiga.com.

Tarik-menarik itu akan terus berlangsung dan siapa yang dapat menduga ke mana ujungnya, termasuk juga pembangkitan nilai ekonomi dari sana.