Kamis, 09 Oktober 2008

Raja Cokelat 2

Raja yang Pemalu
Kamis, 09 Oktober 2008
Oleh : Harmanto Edy Djatmiko


Sejenak, mari kita bernalar. Low profile dan tertutup – dua hal ini jelas beda sekali maknanya. Low profile lebih menunjukkan sikap hidup yang rendah hati, tak mau menyombongkan diri. Sementara tertutup lebih menunjukkan sikap hidup yang cenderung menyendiri dan enggan berbagi.

Namun, entah mengapa, kedua istilah tersebut – low profile dan tertutup – sering dianggap sama oleh banyak pengusaha Indonesia. Sehingga, banyak pengusaha kita, dengan alasan ingin low profile, memilih bersikap tertutup. Sikap seperti itu pula, tampaknya, yang dipilih keluarga Chuang.

Berbagai cara telah ditempuh SWA agar bisa mewawancarai keluarga ini, tapi gagal. Suatu ketika, mereka pernah menyatakan bersedia diwawancara. Namun, sehari sebelum waktu pertemuan yang telah kami sepakati bersama, tiba-tiba mereka membatalkan. Padahal, tujuan kami hanya ingin menggali nilai-nilai dan budaya kerja yang menopang sukses mereka. Tak lebih, tak kurang.

Berbagi ilmu adalah sikap hidup sekaligus pekerjaan mulia. Belum pernah kita dengar dalam sejarah, orang menjadi miskin karena membagikan ilmunya. Justru sebaliknya, orang menjadi semakin kaya setelah ia membagikan ilmunya. Kalau Ceres tidak mau terbuka karena takut dicuri rahasia bisnisnya, ini sungguh alasan kuno dan mengada-ada. Semudah itukah mencuri rahasia sukses sebuah perusahaan? Sukses adalah ramuan rumit dari berbagai unsur. Bukan sekadar kerja keras, gigih dan pantang menyerah – petani kita juga banyak yang begitu, tapi nasibnya tetap saja mengenaskan.

Dalam sukses, biasanya terkandung unsur lain yang lebih mendalam dan mengakar seperti fisolofi, budaya, nilai-nilai, dan kearifan hidup. Unsur-unsur inilah yang seharusnya disebarluaskan agar semakin banyak orang terserang virus entrepreneurship mereka. Alangkah luar biasanya jika semakin banyak perusahan keluarga di negeri ini yang mampu bermetamorfosis seperti Grup Ceres. Tanpa fasilitas pemerintah, kelompok usaha ini telah membuktikan diri mampu bertarung dan menjadi raja di tingkat global. Bagaimanapun, Indonesia masih membutuhkan banyak sekali makhluk yang disebut wirausaha untuk membangun struktur perekonomian yang sehat.

Sikap terbuka dan kesediaan untuk saling berbagi, yang menjadi kunci utama untuk mewujudkan semua itu.

Tidak ada komentar: