Kamis, 09 Oktober 2008

Raja Cokelat

Raja yang Pemalu
Kamis, 09 Oktober 2008
Oleh : Harmanto Edy Djatmiko

Selain menguasai bisnis cokelat dalam negeri, Grup Ceres juga pemain yang sangat disegani di kancah global. Sayang, meskipun sudah go public di Singapura, pemiliknya – keluarga Chuang – sangat tertutup...

Tak perlu analisis canggih untuk menyimpulkan kehebatan Grup Ceres. Kunjungi saja para peritel. Dari yang kelas raksasa macam Carrefour atau Giant, hingga kelas Indomaret dan Alfamart, kios-kios di stasiun bus atau kereta, warung-warung di kompleks perumahan, bahkan kedai-kedai rokok. Di semua tempat itu, dengan gampang akan Anda temui beragam produk keluaran kelompok bisnis ini seperti cokelat merek Silver Queen, Ritz, Delfi, Chunky, wafer Briko, Top, atau biskuit Selamat. Total, ada 27 merek terkenal keluaran Ceres yang menggerojoki pasar makanan berbahan baku cokelat. Sedemikian perkasanya merek-merek tersebut, para pemain cokelat top dunia sekelas Cadbury, Arnotts dan M&M pun dibuatnya keok bertarung di negeri ini.

Itu baru yang kasat mata. Selain menguasai makanan cokelat untuk konsumen individu seperti disebutkan di atas, Ceres juga rajanya cokelat ingridient yang dipasok ke industri. Enam pabriknya tersebar di Malaysia, Thailand, Filipina, Brasil, Meksiko, dan (tentu saja) Indonesia. Dari pabrik-pabrik inilah Grup Ceres mengekspor produk cokelat ingridient-nya ke 30 negara. Untuk urusan ini, kantor pusatnya yang tadinya bermarkas di Bandung, belum lama ini dipindahkan ke Singapura, bernaung di bawah holding company Petra Foods Pte. Ltd.

Nah, Petra Foods adalah perusahaan publik yang telah mencatatkan sahamnya di Singapore Stock Exchange. Namun, mayoritas saham (60%) masih digenggam keluarga Chuang, sedangkan 40% sisanya di tangan publik dan sebuah bank di Prancis. Tahun lalu, omset Petra Foods senilai US$ 836,61 juta dengan laba bersih US$ 24,70 juta. Dengan posisi keuangan sehebat ini, Grup Ceres kini dinobatkan sebagai Raja Cokelat No. 3 Dunia. Kehebatannya hanya bisa ditandingi oleh raksasa Mars Group (M&M) dan Hershey.

Cikal bakal PT Ceres sebetulnya perusahaan tua yang didirikan di Bandung, Jawa Barat, oleh orang Belanda, dengan nama NV Ceres. Ketika Jepang menduduki Indonesia, pemilik Ceres pulang ke Belanda dan menjualnya kepada orang Indonesia dan berganti nama menjadi PT Ceres.

Nah, siapa keluarga Chuang? Masih serba sedikit, memang, informasi tentang keluarga ini. Yang jelas, keluarga Chuang, yang asli Garut, Jawa Barat, bukanlah keturunan Cina seperti disangka banyak orang, melainkan dari Birma. Keluarga ini terdiri dari lima bersaudara. Dua wanita tercatat sebagai komisaris perusahaan dan tiga lelaki sebagai pengendali perusahaan. Lelaki tertua, John Chuang, bertindak sebagai CEO yang mengendalikan perusahaan dari kantor pusat di Singapura. Ia lebih banyak mengontrol keuangan. Selanjutnya, Joseph Chuang lebih banyak berkomunikasi dengan peritel. Yang terakhir, William Chuang, lebih banyak mengurusi food service dan urusan pabrik. Ketiga kakak-adik ini terkenal sebagai jagonya tester cokelat yang tak ada tandingannya di Indonesia sampai sekarang.

Meski perusahaan ini telah go public di Singapura, keluarga Chuang terkenal sangat tertutup. Beberapa sumber SWA mengatakan, keluarga Chuang sebetulnya low profile dan sangat tidak suka publikasi. Sehari-hari, mereka adalah pekerja keras yang gigih dan tak kenal menyerah. Tentu saja, tak ada hal baru – apalagi istimewa – dari penyataan sumber SWA itu. Di mana-mana, pengusaha ya begitu itu. Kalau pengusaha tidak mau bekerja keras, loyo dan mudah menyerah, ya sudah dilibas pesaing sedari dulu.

2 komentar:

Marchonah mengatakan...

BRAVO......CERES GROUP!!!!!!!!! N' NL

Marchonah mengatakan...

'coz...........I loves..very very your SQ, ritter sport.........muahhhhhhhhh.....